Saluran Air Warga Rusak Imbas Proyek Gorong-gorong

Saluran Air Warga Rusak Imbas Proyek Gorong-gorong

Saluran Air Warga Rusak Imbas Proyek Gorong-gorong

Proyek pembangunan gorong-gorong di kawasan Kampung Cibogo, Kecamatan Cibinong, menuai keluhan warga. Pasalnya, saluran air warga rusak akibat aktivitas alat berat yang mengeruk tanah di sekitar pemukiman. Sejumlah rumah kini mengalami genangan air karena sistem drainase tidak lagi berfungsi dengan optimal.

saluran air warga rusak” menjadi perhatian utama dalam polemik ini. Banyak warga mengaku, sebelum proyek gorong-gorong ini berlangsung, aliran air dari rumah ke selokan berjalan lancar. Namun sejak pengerjaan dilakukan, saluran tertutup dan tak sedikit pipa air milik warga yang ikut rusak atau terputus.


Dampak Proyek Gorong-gorong Terhadap Saluran Air

Saluran air warga rusak di beberapa titik krusial, terutama di Jalan Melati dan Jalan Kenanga. Beberapa rumah tangga harus memompa air secara manual karena air limbah rumah tangga tidak mengalir keluar. Hal ini memicu kekhawatiran akan munculnya penyakit akibat genangan.

Menurut pengakuan Dedi (45), warga setempat, air kerap meluber ke halaman rumah saat hujan turun. “Sebelumnya tidak pernah banjir, tapi sekarang air dari kamar mandi dan dapur tidak bisa mengalir. Kami harus buka saluran sendiri dengan alat seadanya,” ujarnya.


Tuntutan Warga Kepada Pemerintah Daerah

Warga berharap pemerintah daerah dan kontraktor pelaksana proyek bertanggung jawab atas kerusakan saluran warga. Mereka meminta pengawasan lebih ketat terhadap proyek gorong-gorong agar tidak merugikan masyarakat sekitar.

Ketua RT setempat juga sudah melayangkan surat keberatan ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Dalam surat tersebut, warga meminta adanya ganti rugi dan percepatan perbaikan saluran yang terdampak. Jika dalam satu pekan tak ada respons, warga berencana menggelar aksi protes di lokasi proyek.


Penjelasan Pihak Kontraktor dan Pemerintah

Dinas PUPR Kabupaten Bogor menyatakan pihaknya sudah menerima laporan terkait saluran warga rusak. Menurut pejabat dinas, kerusakan itu bersifat sementara dan akan diperbaiki setelah proses pembangunan gorong-gorong rampung.

“Kontraktor sudah kami instruksikan untuk segera melakukan pengecekan ulang di lapangan. Kami pastikan setiap saluran air warga yang rusak akan diperbaiki sesuai standar,” ujar Siti Marlina, Kepala Seksi Drainase PUPR, Senin (2/6/2025).

Sementara itu, kontraktor pelaksana mengklaim sudah mulai menelusuri titik-titik terdampak dan menyiapkan teknisi untuk perbaikan sementara.


Upaya Jangka Panjang dan Harapan Warga

Masyarakat berharap perbaikan saluran air warga yang rusak tidak menunggu proyek selesai secara keseluruhan. Mereka menginginkan solusi jangka pendek agar bisa beraktivitas tanpa terganggu genangan air.

Selain itu, warga juga mengusulkan adanya forum komunikasi antara pelaksana proyek dan perwakilan warga. Dengan begitu, setiap keluhan bisa langsung ditangani tanpa harus menunggu viral di media sosial.

Dalam konteks lebih luas, kasus ini menjadi pelajaran penting bagi proyek infrastruktur lainnya agar selalu mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial. Sosialisasi awal dan pemetaan saluran air rumah tangga semestinya dilakukan sebelum proyek dimulai.

Baca Juga: Spbu Di Kota Medan Terbakar,Warga Terpental Hingga 10 Meter


Kesimpulan

Kasus saluran air warga rusak imbas proyek gorong-gorong menunjukkan pentingnya keterlibatan warga dan transparansi dalam pembangunan. Pemerintah dan kontraktor harus tanggap terhadap keluhan masyarakat dan memberikan solusi konkret demi menjaga kenyamanan serta kesehatan lingkungan.

Dengan sinergi antara warga dan pemerintah, diharapkan kejadian serupa bisa dicegah di masa depan, dan proyek pembangunan tidak lagi menjadi bencana kecil bagi masyarakat sekitar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *