Marlon Santos: Bek “Lulusan Barcelona” yang Kariernya Lebih Banyak Jalan-jalan daripada Jadi Sorotan

Kalau denger kata “bek Brasil”, mungkin lo langsung mikir: Thiago Silva, Marquinhos, atau Éder Militão. Tapi kalau lo ngikutin era La Masia tahun 2016-an, nama Marlon Santos pasti pernah lewat di radar lo.

Dia bukan bek flamboyan. Tapi dia:

  • Punya kontrol bola halus banget buat ukuran CB
  • Punya passing progresif
  • Dan sempat dianggap cocok buat sistem ball-playing ala Barca

Sayangnya, ekspektasi kadang gak ketemu realita. Marlon bukannya jadi langganan Camp Nou, malah lebih sering pindah-pindah klub di Eropa. Tapi bukan berarti dia gagal — dia adaptif, tangguh, dan selalu nyari tempat yang bikin dia berkembang.


Awal Karier: Dibentuk di Brasil, Dipoles di Barcelona

Marlon Santos da Silva Barbosa lahir 7 September 1995 di Duque de Caxias, Brasil. Dia mulai karier profesional di klub Fluminense — salah satu akademi muda paling produktif di Brasil.

Waktu masih remaja:

  • Punya skill bola di atas rata-rata untuk posisi bek
  • Jago cover space
  • Visioner pas bangun serangan dari belakang

Performanya di Fluminense langsung bikin Barcelona ngelirik. Dia gabung ke Barca B tahun 2016, dan cepat naik kelas.


Barcelona: Debut Senior, Tapi Jalan Masih Terjal

Di musim 2016/17, Marlon tampil bagus di tim B dan langsung dapet kesempatan debut di tim senior. Waktu itu, Luis Enrique suka eksperimen, dan Marlon beberapa kali jadi pelapis di La Liga dan Liga Champions.

Tapi meskipun:

  • Gaya mainnya cocok buat sistem Barca
  • Jago main dari belakang
  • Tenang saat build-up

Sayangnya… dia kalah saing.

Barca saat itu masih punya Umtiti, Piqué, Mascherano, Vermaelen. Saingan berat banget.
Jadilah dia mulai dipinjamkan ke klub lain.


OGC Nice & Sassuolo: Menemukan Gaya Sendiri di Luar Spotlight

2017/18, Marlon dipinjamkan ke OGC Nice (Prancis). Di Ligue 1, dia:

  • Dapet menit bermain stabil
  • Main di sistem pertahanan yang lebih terbuka
  • Belajar duel fisik & tempo cepat Eropa

Lalu, 2018, dia gabung permanen ke Sassuolo (Italia). Dan ini jadi momen stabil pertama dalam kariernya.

Di Sassuolo:

  • Main di Serie A bareng pelatih progresif
  • Cocok sama sistem possession-based
  • Belajar cara bertahan yang lebih taktis & terstruktur

Dia bukan bintang utama, tapi jadi bek yang bisa diandalkan.


Shakhtar Donetsk: Kejutan Baru di Liga Ukraina

2021, Marlon dibeli oleh Shakhtar Donetsk.
Ini langkah yang agak mengejutkan, tapi Shakhtar memang dikenal suka ambil pemain Brasil.

Di bawah pelatih Roberto De Zerbi (sekarang di Brighton), Marlon:

  • Jadi bagian sistem build-up dari belakang
  • Punya chemistry dengan sesama pemain Brasil
  • Main di Liga Champions, dapet exposure Eropa lagi

Sayangnya, invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022 bikin semuanya kacau. Liga terganggu, dan banyak pemain asing (termasuk Marlon) cabut.


Monza: Back to Italy, Tetap Konsisten

2022, Marlon balik ke Italia — kali ini gabung Monza yang baru promosi ke Serie A.
Meskipun bukan tim besar, Monza butuh bek yang tenang, gak panikan, dan bisa bantu build-up.

Dan lagi-lagi, Marlon cocok:

  • Jadi ball-playing CB
  • Duet bareng bek veteran
  • Kasih ketenangan di lini belakang

Meskipun media gak bahas dia terus, fans Serie A tahu Marlon punya value tinggi.


Gaya Main: Bek Modern Rasa Gelandang

Marlon bukan tipe bek yang main kasar atau fisikal banget. Tapi dia:

  • Kuat di distribusi bola
  • Positional awareness tinggi
  • Jago ngebaca gerakan lawan daripada asal tekel
  • Bisa main di formasi 3 maupun 4 bek

Kalau lo suka tipe bek “otak dulu, baru otot” — Marlon adalah prototype-nya.


Statistik Penting (hingga 2024):

  • Barcelona (senior): 3 penampilan
  • Nice: 23 penampilan
  • Sassuolo: 65+ penampilan
  • Shakhtar: 15+ penampilan
  • Monza: jadi starter reguler
  • Timnas Brasil: belum tembus senior (hanya level U-20)

Kesimpulan

Marlon Santos adalah contoh pemain yang gak selalu ada di sorotan, tapi tetap punya karier berkelas.
Dia:

  • Adaptif di banyak liga
  • Selalu main di sistem yang butuh build-up dari belakang
  • Gak pernah bikin drama
  • Dan terus berkembang, meski gak jadi headline

Bisa dibilang, Marlon adalah bek yang tahu gimana cara survive, berkembang, dan tetap relevan — tanpa harus viral.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *